Rabu, 17 November 2021

OVERVIEW EKONOMI SULSEL

 



 OVERVIEW

EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III - 2021

 

AGUSSALIM

Dosen FEB-UNHAS dan Tenaga Ahli TGUPP Sulsel

 

 

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali tumbuh positif pada Triwulan Ketiga (Q3) 2021, melanjutkan tren positif triwulan sebelumnya. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statitsik (BPS) pada tanggal 5 November 2021 kemarin memperlihatkan bahwa ekonomi Sulsel tumbuh sebesar 3,24 persen (y-on-y) di Q3 2021. Meskipun angka ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan capaian di Q2 2021, namun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian di Q3 tahun sebelumnya. Secara kumulatif, sepanjang tahun 2021, perekonomian Sulsel tumbuh sebesar 3,56 persen (c-to-c), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi di Q3 2021 yang relatif lebih lambat dibandingkan Q2 2021 sesungguhnya sudah diprediksi sebelumnya. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah pusat untuk Kota Makassar yang mulai diberlakukan sejak 6 Juli 2021, terbukti memperlambat pertumbuhan ekonomi di Q3 2021. Sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh paling mengesankan di Q2 2021, mengalami koreksi ke bawah di Q3 2021. Demikian pula dengan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mulai menunjukkan perbaikan di Q2 2021, juga tumbuh negatif di Q3 2021. Kedua sektor ini mengalami kontraksi masing-masing -3,36 persen dan -6,62 persen di Q3 2021 akibat kebijakan PPKM.

Namun terlepas dari pertumbuhan yang melambat di Q3 2021, pertumbuhan ekonomi yang mencatat angka positif selama dua triwulan berturut-turut sesungguhnya menjadi sinyalemen kuat bahwa proses pemulihan ekonomi (economic recovery) sedang berlangsung. Setelah perekonomian Sulsel mengalami pelemahan ekonomi yang cukup dalam sepanjang tahun 2020 hingga Q1 2021, maka sejak Q2 2021 perekonomian Sulsel mengalami turning point dan secara mengesankan telah menunjukkan koreksi ke atas dan telah kembali ke jalur tren positif. 

Berlanjutnya tren positif perekonomian Sulsel akibat membaiknya kinerja sejumlah indikator ekonomi seiring dengan mobilitas orang yang terus  meningkat, aktivitas ekonomi yang lebih longgar, dan pembatasan sosial yang tidak lagi seketat seperti di masa-masa awal pandemi. Kombinasi antara kemampuan pemerintah mengelola pandemi yang semakin membaik dan kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru (new normal), menjadi faktor penting dibalik membaiknya situasi. 

Jika diamati dari sisi lapangan usaha, selama Q3 2021 sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi dicatat oleh sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 9,65 persen (y-on-y). Namun sektor ini memiliki share yang relatif kecil terhadap pembentukan PDRB sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak begitu signifikan.

Jadi, menguatnya pertumbuhan ekonomi di Q3 2021 sebetulnya terjadi karena beberapa lapangan usaha yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan, kembali menunjukkan kinerja yang impresif. Secara khusus, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan patut mendapatkan penilaian tersendiri. Selama Q3 2021 dan sepanjang tahun 2021, sektor ini tumbuh cukup mengesankan, yaitu masing-masing sebesar 7,85 persen dan 6,91 persen. Capaian ini menjadi sangat penting mengingat sektor ini merupakan penyumbang terbesar terhadap struktur perekonomian Sulsel. Itu sebabnya, dengan kinerja yang impresif seperti itu, sektor ini menyumbang lebih dari sepertiga terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel.

Membaiknya kinerja sejumlah komoditas pertanian, terutama padi/beras dan rumput laut menjadi faktor penting dibalik membaiknya kinerja sektor pertanian. Hasil ini tampaknya konsisten dengan upaya pemerintah daerah Sulsel yang sungguh-sungguh memberi perhatian terhadap sektor ini karena didasari atas sebuah fakta bahwa sektor ini tidak rentan terhadap pandemi (setidaknya jika dibandingkan dengan sektor lain) dan dapat diharapkan menjadi penyanggah perekonomian di masa resesi. 

Sektor perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan yang juga selama ini menjadi penggerak pertumbuhan, terus menunjukkan perbaikan. Aktivitas perdagangan juga terus membaik seiring dengan kian lancarnya distribusi barang dan berkurangnya pembatasan aktivitas pusat-pusat perdagangan. Sektor konstruksi juga mulai menggeliat seiring dengan semakin intensifnya pembangunan berbagai jenis infrastruktur. Di sektor industri pengolahan, dua jenis industri yang selama ini menjadi penopang utama struktur industri Sulsel, yaitu industri makanan dan minuman serta industri barang galian bukan logam, juga mulai membaik setelah mengalami kontraksi di tahun sebelumnya. 

Sedangkan jika amati dari sisi pengeluaran, membaiknya kinerja perekonomian di Q3 2021 terutama karena pengeluaran konsumsi rumah tangga  dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang selama ini menjadi engine of growth juga tumbuh cukup meyakinkan. Pada Q3 2021, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 2,86 persen (y-on-y). Pertumbuhan ini mampu memberi daya ungkit yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, mengingat pengeluaran konsumsi rumah tangga ini merupakan penyumbang terbesar terhadap pembentukan PDRB. Pertumbuhan komponen ini tampaknya dipicu oleh efek inflasi yang tetap terjaga. Berdasarkan rilis data BPS, laju inflasi selama Q3 2021 relatif rendah yaitu hanya sekitar 0,36 persen yang memungkinkan aktivitas konsumsi masyarakat tetap terjaga. 

Demikian pula PMTB, juga tumbuh cukup kuat di Q3 2021 yaitu 3,56 persen (y-on-y) atau tumbuh di atas pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Mengingat PMTB merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB setelah pengeluaran konsumsi rumah tangga, maka setiap kali terjadi peningkatan PMTB akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Selama Q3 2021, komponen ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan yang paling mengesankan, yaitu tumbuh dua digit di angka 10,62 persen (y-on-y). Capaian ini tidak terlepas dari meningkatnya nilai ekspor beberapa komoditas, terutama nikel; rumput laut; garam, belerang dan kapur; besi dan baja; ikan dan udang seiring dengan membaiknya harga komoditas di pasar internasional dan mulai pulihnya kondisi ekonomi di negara-negara mitra dagang. Pertumbuhan ekspor yang berada di atas pertumbuhan impor juga memberi efek positif bagi perekonomian Sulsel.

Lalu, bagaimana prediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel di tahun berjalan? Diperkirakan ekonomi Sulsel di tahun 2021 akan tumbuh dikisaran 3-4 persen. Perkiraan ini didasarkan atas asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi di Q4 2021 akan berada sedikit lebih tinggi dari  Q3 2021 karena kasus Covid-19 terus melandai yang memungkinkan dilakukannya relaksasi aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat secara bertahap. Perayaan Natal dan Tahun Baru di Q4 2021 juga berpotensi mendongkrak aktivitas ekonomi.

Apa yang seharusnya dilakukan agar perkiraan tersebut bisa dicapai dan pemulihan ekonomi bisa tetap berkelanjutan?  Pertama, dari sisi lapangan usaha, pemerintah daerah perlu melakukan pelonggaran aktivitas ekonomi secara bertahap, terus melanjutkan kebijakan peningkatan produktivitas komoditas pertanian (terutama komoditas pangan utama dan komoditas berorientasi ekspor), mengupayakan hilirisasi komoditas unggulan, melanjutkan proyek-proyek infrastruktur pemerintah, menjaga pasokan dan distribusi barang, dan terus mengintensifkan digitalisasi usaha kecil dan menengah. 

Kedua, dari sisi pengeluaran, pemerintah daerah perlu menjaga inflasi tetap dikisaran 2-3 persen untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Pemerintah daerah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu memberi perhatian khusus kepada harga bahan makanan yang masih mencatat tingkat inflasi paling tinggi. Selain itu, pemerintah Sulsel  juga perlu terus memastikan daya serap anggaran dengan tetap memperhatikan efisiensi dan efektifitas anggaran. Secara bersamaan, pemerintah Sulsel perlu terus merangsang dan mendorong ekspor komoditas dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, melalui dukungan kebijakan yang tepat, peraturan dan regulasi yang jelas, pelayanan yang cepat dan murah, dsb.

Ketiga, dari sisi pendemi Covid-19, pemerintah daerah harus tetap memberi perhatian serius terhadap penanganan Covid-19. Proses vaksinasi warga harus terus berjalan bersamaan dengan upaya untuk terus mendorong kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan. Pada saat yang sama, realokasi anggaran - berupa penghematan belanja dan realokasi belanja - untuk tujuan penangangan Covid-19 harus benar-benar dipastikan ketepatannya. Koordinasi dengan pemerintah pusat dalam pengelolaan kebijakan penanganan Covid-19 juga perlu terus diintensifkan.

Makassar, 6 November 2021

0 comments:

Posting Komentar